KOCIDE 77wp, GRAND S-15 dan GRAND K adalah tiga sarana untuk sukses bertanam kentang (Solarium tuberosum L). Dengan KOCIDE 77WP, dapat mengendalikan serangan busuk daun. Sedangkan pupuk majemuk GRAND S-15 dan GRAND K dapat menyuplai unsur hara seimbang untuk kesehatan tanaman.
Tanaman Kentang kondang sebagai tanaman unggulan di dataran tinggi. Kini, berkat kemajuan teknologi, ditemukan beberapa varietas yang cocok untuk dataran menengah. Meskipun menurut Mitra Usaha Tani dan perkebunan pilihan areal penanamannya semakin beragam, tetapi tetap ada pedoman standar agar hasil panen melimpah.
Pedoman awal adalah memilih lokasi kebun yang pas. Lahan untuk kentang bukan bekas dipakai bertanam sayuran/buah semusim dari keluarga Solanaceae, seperti tomat, cabai, terung, tembakau, atau semangka/melon. Jika aturan ini dilanggar, di lahan tersebut akan terjadi akumulasi hama/penyakit yang berbahaya bagi kentang. Sebab, hama/penyakit dari tanaman-tanaman tersebut serupa dengan yang menyerang kentang.
Setelah lokasi ideal diperoleh, maka Mitra Usaha Tani menyarankan agar petani membeli bibit berkualitas. Bibit wajib bebas hama/penyakit terutama virus. Repotnya, kehadiran virus sulit terdeteksi, padahal ia bisa mengakibatkan kerugian sampai 90%.
Bibit kentang lokal unggulan bukan jaminan tanaman terbebas dari serangan patogen berbahaya. Karena itu, ketelatenan menanggulangi serangan hama/penyakit kentang menjadi salah satu tahap yang harus dilalui sebelum berhasil panen. Penyakit utama yang menjadi momok pekebun kentang ialah busuk daun (Phytophthora infestans). Penyebarannya cepat sekali dan gejala awalnya sering tidak terdeteksi. Fungisida terbaik untuk menanggulangi hama tanaman kentang ialah Kocide 77wp.
Para pekebun kentang umumnya memakai pupuk berimbang untuk tanaman mereka. Frekuensi pemberian bervariasi, satu kali, dua, atau tiga kali. Yang terbaik sebenarnya 3 kali, mengingat ada faktor kemiringan lahan, curah hujan yang tinggi, dan kondisi tanah. Pemberiannya dilakukan saat pengolahan tanah sebagai pupuk dasar, diikuti pupuk susulan pertama dan kedua, kecuali jika teknik bertanamnya memakai mulsa plastik hitam perak.
Dosis pemberian mestinya mengacu pada besarnya kandungan hara yang terkandung di batang, daun, dan umbi. Mendeteksi kandungan hara itu jelas tidak mudah, sehingga cukup dipakai hasil penelitian para ahli. Perbandingan N:P:K yang ada di batang, daun, dan umbi sekitar 3:1:5.
Berdasarkan hasil penelitian Mitra Usaha Tani, maka tebarkanlah pupuk kandang sebagai pupuk dasar sebanyak 10—20ton/ha. Bersamaan dengan ini, tebarkan pula NPK Grand S-15 sebanyak 600—800kg/ha. Selang 30—35 hari setelah tanam, taburkan lagi pupuk ZA 250kg ditambah Grand K Prill 220kg/ha. Pemupukan kedua selalu dilakukan sebelum berbunga. Pupuk susulan terakhir diberikan ketika tanaman berumur 50—55 hari setelah tanam. Pemberian ini biasanya teijadi sebelum pembumbunan kedua. Dosisnya 100kg ZA dan 220kg NPK Grand K Prill per hektar.
Teknik budidaya kentang secara intensif ini sangat diperlukan untuk mendukung tercapainya produktivitas yang optimal. Melalui pemilihan lokasi ideal, diikuti penanggulangan Phytophthora infestan dengan Kocide 77w, dan penggunaan pupuk NPK GrandS-15 + Grand K Prill, maka kesuksesan panen kentang menanti Anda.